KESELAMATAN PROGRESIF
Pola berpikir instan membawa pengaruh yang sangat besar
dalam kehidupan manusia. Bukan hanya dalam hal gaya
hidup (makanan/minuman instan, cuci mobil instan,
layanan instan, dan lain-lain), tetapi juga dalam hal
keselamatan ada yang namanya “keselamatan yang instan”.
Artinya hanya dengan satu kali tindakan semua bisa
didapatkan.
Sesuatu yang instan memang disukai banyak orang karena
cepat, praktis, mudah dan tidak memerlukan banyak tenaga
atau pengorbanan. Tetapi apakah yang instan dan tanpa
melewati proses itu sesuatu yang benar? Tentu tidak!
Apakah Yesus menyelesaikan misinya dengan cara yang
instan? Tidak, semua diselesaikan-Nya melalui sebuah
proses yang membutuhkan pengorbanan, yaitu nyawa-Nya!
“Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi
taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia
mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan
yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.”
(Ibrani 5:8-9)
Seorang pendeta terkemuka di Singapura menyatakan bahwa:
“Saat Anda menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat Anda, Anda disucikan dan dibenarkan oleh
darah-Nya, sekali dan untuk selamanya. Dan Anda dapat
dengan berani memasuki hadirat Tuhan yang Maha Kuasa
tanpa rasa bersalah, penghakiman atau kemungkinan
dihukum. Karena salib, hutang dosa sudah dilunasi,
penghakiman dilaksanakan kemarahan terhadap dosa
dihabiskan, tirai terkoyak, jalan pada keakraban dengan
Tuhan terbuka. Dosa tidak lagi menghalangi Anda untuk
memasuki hadirat-Nya. Darah-Nya telah menghapuskan semua
sisa dosa Anda!” Bahkan dalam bagian yang lain ia
mengatakan bahwa kita sudah dikuduskan se-kudus Yesus
(sama kudusnya dengan Yesus). Pernyataan tersebut
kelihatannya benar, tetapi sesungguhnya menyesatkan.
Pemahaman bahwa semua dosa kita, termasuk dosa di masa
depan (yang belum dan yang akan kita lakukan) sudah
diampuni, itu pemahaman yang menyesatkan. Ada beberapa
dampak negatif yang dapat timbul dari pemahaman ini:
• Orang-orang akan memiliki cara hidup yang ‘sembrono’
dan semaunya, tidak perlu lagi mengkhawatirkan tentang
dosa.
• Orang-orang akan cenderung gagal memahami bahwa kasih
karunia bukan berarti kebebasan untuk berbuat dosa
(Efesus 4:17-20; Galatia 5:13), justru sebaliknya mereka
akan memahami bahwa kasih karunia melegalkan mereka
untuk hidup dalam dosa, sebab kasih karunia telah
memerdekakan mereka dari dosa sekali untuk selamanya.
Ada perbedaan mendasar antara menerima keselamatan
dengan hidup di dalam keselamatan. Semua kita sepaham
bahwa keselamatan itu kita peroleh karena kasih karunia
Tuhan, bukan karena usaha atau perbuatan kita (Efesus
2:8-9). Hal ini mematahkan tuduhan pengikut hyper grace
bahwa Gereja-Gereja yang menentang hyper grace memiliki
pandangan bahwa keselamatan itu diperoleh berdasarkan
perbuatan/ usaha manusia. Namun demikian, setelah kita
menerima keselamatan, kita harus hidup di dalam
keselamatan sebab kita tidak langsung terangkat ke sorga
melainkan masih tinggal di dunia ini. Kita masih tinggal
di dunia yang penuh dengan kejahatan, hawa nafsu, godaan
dan pencobaan (Yesaya 60:2a). Ini adalah sebuah realita
yang tidak dapat dipungkiri. Bagaimana cara Anda hidup
setelah menerima anugerah keselamatan dari Tuhan? Masih
tetap hidup dengan cara hidup yang lama dengan segala
perbuatan daging/dosa karena merasa sudah selamat oleh
kasih karunia Allah, sebagaimana pandangan hyper grace?
Itu adalah pandangan bodoh dan menyesatkan!!!
“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya
dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga
yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam
dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,
tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai
hidup yang kekal dari Roh itu.”
(Galatia 6:7-8)
“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan
diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya
itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat
dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang
demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah.” (Galatia 5:19-21)
Nats di atas bukan ditujukan bukan kepada orang yang
belum percaya, melainkan kepada jemaat di Galatia.
Dengan bahasa yang sederhana ayat tersebut jelas sekali
mengatakan bahwa tidak peduli kita sudah jadi orang
Kristen, kalau kita menabur dalam daging (percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, dll.) kita
akan menuai kebinasaan dan tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah! Janganlah kita menjadi sesat,
Allah tidak dapat dipermainkan! Jangan sekedar mengambil
sebagian/sepenggal doktrin yang diuraikan Rasul Paulus
dalam Surat Roma tanpa melihat bagian keseluruhan dari
konteks doktrinal tersebut (Roma 5-8).
Roma 8 yang merupakan puncak dari bagian doktrinal
keselamatan itu menyimpulkan bahwa keselamatan dalam
Tuhan Yesus mencakup dimensi yang lengkap dalam hidup
kita:
a. Dimensi Masa Lalu:
PEMBENARAN (Justification)
Dalam tahapan ini kita sudah diselamatkan dari hukuman
dan kutuk dosa. Usaha kita tidak ada artinya (nol) sebab
hanya dibutuhkan iman sebagai respon kita akan kasih
karunia Tuhan. Kelahiran baru adalah awal perjalanan
rohani kita dalam Kristus, itu sebabnya proses
keselamatan tidak berhenti sampai di sini.
b. Dimensi Masa Sekarang:
PENGUDUSAN (Sanctification)
Kita sedang diselamatkan dari kuasa dosa. Ini adalah
proses pengudusan dan pendewasaan secara terus menerus
oleh Firman dan Roh Kudus-Nya. Dalam proses ini usaha
kita penting. Namun usaha kita bukan dengan kekuatan
kita, tetapi Tuhanlah yang memperlengkapi kita dengan
kemauan dan kemampuan (Filipi 1:6; 2:12-13). Dalam
dimensi ini kita diproses untuk menjadi serupa dengan
gambar Kristus. Untuk itu kita harus taat, setia, dan
banyak mengalami peperangan rohani. Kalau dalam
peperangan ini kita sempat jatuh dalam dosa, akui dosa
dan bertobat! (1 Yohanes 1:9).
c. Dimensi Masa Akan Datang:
PEMULIAAN (Glorification)
Ini disebut juga keselamatan final di mana kita akan
diselamatkan dari kehadiran dosa. Hal ini akan digenapi
di kekekalan yang akan datang dan tersedia hanya bagi
mereka yang bertahan dan setia dalam tahapan pengudusan
(sanctification).
Bukankah tahapan-tahapan ini sungguh indah? Sama seperti
halnya bayi yang terus mengalami pertumbuhan dan
perkembangan dalam pengawasan dan didikan orang tuanya,
demikian juga kita di dalam Tuhan! Keselamatan itu tidak
instan. Keselamatan itu bersifat progresif, dalam sifat
yang progresif itu kita melihat bagaimana Tuhan terus
bekerja dalam kehidupan kita dan bagaimana kita harus
hidup dengan sungguh-sungguh dalam ketaatan akan
Firman-Nya dan ketekunan di dalam iman kita kepada-Nya.
“Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan
menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan
kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi,”
(2 Korintus 1:10)
Keselamatan dimulai dengan konteks legal dan dilanjutkan
dengan konteks real (perbuatan semakin nyata), konteks
vital (kerohanian semakin bertumbuh) dan konteks
relational (keintiman semakin mendalam).